NegaraNomor PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER- PT Pupuk Indonesia Nomor SK-243/MBU/12/2015 tanggal 4 Desember 2015 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur, SK-07/MBU/01/2016 tanggal 15 Januari 2016 tentang
UsahaMilik Negara Nomor Per-09/Mbu/07/2015 sebagaimana diubah menjadi Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor Per - 03/Mbu/12/2016 Tentang Perubahan Atas Program Kemitraan Dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara Internet : Eddie Riyadi Eddie Riyadi, Tanggung Jawab Bisnis Terhadap Ham,
Peraturantersebut diklaim sebagai penyempurnaan dari Permen BUMN Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Permen BUMN PER-02/MBU/04/2020 tentang perubahan ketiga atas Permen 2015.
Thedetermination of the validation of the Ministry of State Owned Enterprises Regulation No. PER-09/MBU/07/2015 regarding the Partnership and Community Development Program (PKBL). The underlying rationales of the proposed meeting agenda are to comply with the provisions of Article 2 of the
Menimbang bahwa untuk melaksanakan tujuan pendirian Badan Usaha Milik Negara guna turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, dan pembinaan masyarakat sekitar Badan Usaha Milik Negara, telah ditetapkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara
BerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5305), serta Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina
dalamPeraturan Menteri PER-09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Skripsi ini memfokuskan kepada wanprestasi terhadap peminjaman modal usaha. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menjelaskan pelaksanaan perjanjian kemitraan yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja Banda Aceh dengan mitra binaa
PeraturanMenteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara Peraturan Menteri Sosial Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Tanggung Jawab Sosial Badan Usaha dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 633)
PeraturanMenteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 Tahun 2015 PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA. Ditetapkan 3 Juli 2015 Ditetapkan 3 Jul 2015
Comparisonof Minister of SOE Regulation No. PERâ09/MBU/07/2015 & Minister of SOE Regulation No. PERâ03/MBU/12/2016 PERâ09/MBU/07/2015 PERâ03/MBU/12/2016 Article 7: Article 7: 1) If necessary, the Supervisor SOE may cooperate with other SOE to aid the function of disbursement Partnership Program and Community Development
dMYKF. Journal article Pelatihan Soft Skill dan Hard Skil Akutansi dan Perpajakan pada Siswa di SMK Bina Mandiri Multimedia + Ă Authors Suratminingsih Suratminingsih, Taufiq Hidayat, Purwanto Purwanto, Vera Vera The current era of digitalization forces and requires millennials to be technology literate in creating and presenting technology-based financial reports while still being based on PSAK applicable in Indonesia. The purpose of this activity is that it is hoped that with a soft kill and hard skill training in compiling financial reports based on digital technology, students will be ready to use them when they enter the world of work, both in making financial reports and reading financial reports. This service activity is carried out at the Bina Mandiri Multimedia Vocational School with the lecture method by providing an overview of both the accounting flow and the basics of financial reports to students, after participating in this activity, result of this activity is that students are able to understand and make the presentation of financial statements as a whole. , along with the aspects inherent in the financial statements, both in terms of taxation and function and can be applied in schools and in everyday life. Recently Published Most Viewed Journal article Pelatihan Kewirausahaan dan Pemasaran Bagi Pengurus Koperasi Usaha Kecil dan Menengah di Kelurahan Tugu Cimanggis + Ă Authors Destiana Kumala, Yesi Novianti, Supriatal Supriatal, Novia Safitri Dalam dunia usaha, baik bagi Perusahaan besar maupun bagi Unit Usaha kecil dan Menengah, Pemasaran menjadi Problematika yang sangat menarik, Pemasaran ini dapat mencakup Iklan, Penjualan, dan Pengiriman Produk Ke konsumen maupun pengiriman Produk dari antar Perusahaan. Hasil dari pelatihan ini melebihi ekspektasi dari tim pengabdi, dikarenakan antusiasme peserta yang begitu besar. Walaupun mungkin dari segi isi dan materi mungkin masih banyak kekurangan, tetapi pada dasarnya peserta sudah mampu memahami inti dan tujuan dari pelatihan ini. Pelaksanaan pengadian masyarakat ini, dapat berjalan dengan baik dan terorganisasi, hasil follow up dari kegiatan ini diharapkan peserta pelatihan dapat secara Kontinyu menerapkannya dalam kegiatan di Usaha Kecil dan Menengah. Kata Kunci Kewirausahaan, Pemasaran, Koperasi, UKM Journal article Sosialisasi Penggunaan Online Shop Berbasis Website di UMKM Cimanggis + Ă Authors Rofiq Noorman Haryadi, Anda Rojali, Khumidin Khumidin, M. Fauzan Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan tingkat pemahaman dan untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada masyarakat yang ada di UCC UMKM Center Cimanggis Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai jual beli online-shop berbasis website yang telah disediakan sebelumnya. Diharapkan dari hasil sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman baru mengenai jual beli online, pengembangan jual beli online, dan pemahaman tentang jual beli online kepada masyarakat atau anggota UCC. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. Metode ceramah digunakan dalam proses penyampaian materi pelatihan/sosialiasi. Sedangkan metode diskusi digunakan agar anggota UCC untuk bisa berdiskusi tentang bisnis online berdasarkan online shop berbasis website. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah 1 Anggota UCC Cimanggis mampu mengetahui bagaimana proses jual beli secara online; 2 Anggota UCC Cimanggis mendapatkan infromasi tentang cara menggunakan website dalam jual beli online. 3 Masyarakat nantinya mampu mengembangkan bisnis jual beli online berbasis website Suggested For You Journal article Pelatihan Membuat Media Pembelajaran dengan Aplikasi Ulead Video Studio 11 Bagi Guru SMP dan Mahasiswa + Ă Authors Agus Susilo, Ratna Wulansari In this era of globalization, teachers and students must be accustomed to using or utilizing online and offline applications to support learning activities. In the implementation of this community service activity, the activity implementation team uses direct or face-to-face methods. So the activity participants directly listened to the presentation and practice for designing media with the Ulead Video Studio 11 application. This community service activity was carried out in a shophouse on Jalan Simpang Priuk, Lubuklinggau City for 2 days. The result of this community service activity is that during the activity, teachers and students who take part in the activity are guided by presenters who already have experience in using the Ulead Video Studio 11 application. In addition, participants have also brought their own equipment, in the form of laptops and data packages to find materials that will be used in training activities. The implementation of community service activities carried out for 2 days, including installing applications, introducing the use of Ulead Video Studio 11, and converting them into MP4 learning media. This activity ended with a photo with the presenters and participants in community service activities. The conclusion is that the training to make learning media using the Ulead Video Studio 11 application for junior high school teachers and students in Lubuklinggau City is very beneficial and provides experience for the participants of the activity. The participants who are teachers and students can apply it in activities related to learning. Besides being simple, the use of the Ulead Video Studio 11 application can be used offline without an internet network.
â Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik NegaraPeraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 ini ditetapkan dengan pertimbanganbahwa berdasarkan Pasal 2 ayat 1 huruf e Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, salah satu maksud dan tujuan pendirian Badan Usaha Milik Negara BUMN adalah turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat;bahwa Pasal 88 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara mengatur bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN;bahwa ketentuan mengenai pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN, telah diatur dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-07/MBU/05/2015 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan;bahwa dalam rangka memberikan landasan operasional yang lebih baik guna meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN, dipandang perlu untuk meninjau kembali peraturan mengenai Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan BUMN sebagaimana dimaksud pada huruf c;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d tersebut di atas, maka perlu menetapkan kembali Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara;DETAIL PERATURANEntitasKementerian Badan Usaha Milik NegaraTentangPeraturan BUMN Tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik NegaraDitetapkan Tanggal03 Juli 2015Berlaku Tanggal03 Juli 2015STATUS PERATURAN Diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-02/MBU/04/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik NegaraPeraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-02/MBU/7/2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik NegaraPeraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-03/MBU/12/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara Mencabut Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-07/MBU/05/2015 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina LingkunganDownload Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/07/2015 melalui link di bawah iniDownload PDF Terima kasih sudah berkunjung. Semoga informasi ini = Berita NegaraTBN = Tambahan Berita NegaraSumber file link download error/rusak, informasi kurang lengkap, silakan hubungi kami melalui email admin terima kasih.
No 7 â 5 aoĂ»t 2009Projet de loi no 45 Conditions prĂ©alables Ă la dĂ©livrance d'un permis dans une zone oĂč l'occupation du sol est soumise Ă des contraintes particuliĂšres Le projet de loi no 45 2009, chapitre 26, sanctionnĂ© le 17 juin 2009, introduit les articles et dans la Loi sur lâamĂ©nagement et lâurbanisme LAU. Ces articles habilitent les municipalitĂ©s locales Ă rĂ©glementer la dĂ©livrance des permis et des certificats en prĂ©sence de contraintes naturelles. Ce nouveau pouvoir discrĂ©tionnaire assouplit la rĂ©glementation municipale en prĂ©sence de telles Admettre que la nature comporte des dangers oblige les autoritĂ©s Ă prendre en considĂ©ration lâensemble des contraintes susceptibles de moduler lâoccupation du territoire et Ă adapter son exploitation Ă ses rigueurs. Depuis un certain nombre dâannĂ©es, lâharmonisation entre la gestion des risques naturels et lâamĂ©nagement du territoire a permis lâadoption de mesures capables de prĂ©venir et de rĂ©duire lâincidence de ces risques sur les biens et la sĂ©curitĂ© des personnes. Le nouvel article de la LAU concourt Ă cet effort. Contrairement aux pouvoirs normatifs habituels, il permet une Ă©valuation ponctuelle des risques associĂ©s aux contraintes naturelles. Il reconnaĂźt le rĂŽle que peuvent jouer les experts dans lâĂ©valuation de ces risques, mais laisse au conseil municipal le soin de juger de la pertinence de dĂ©livrer le permis dans une situation donnĂ©e. Cette disposition pourra sâavĂ©rer particuliĂšrement appropriĂ©e dans les zones exposĂ©es aux glissements de terrain. Le cadre normatif gouvernemental accompagnant les nouvelles cartes de zones exposĂ©es aux glissements de terrain est en effet conçu prĂ©cisĂ©ment de maniĂšre Ă mettre en Ćuvre des restrictions Ă la dĂ©livrance de permis ou de certificats en raison de certaines contraintes ». En effet, en vertu de ce cadre normatif, certaines interdictions sâappliquent en lâabsence dâexpertise pour assurer la sĂ©curitĂ© du site. Principales caractĂ©ristiques Lâarticle permet Ă une municipalitĂ© de prendre des mesures afin quâaucun permis ou certificat ne puisse ĂȘtre dĂ©livrĂ© dans les parties de son territoire oĂč lâoccupation du sol est soumise Ă des contraintes naturelles sans une autorisation prĂ©alable du conseil. Si un tel rĂšglement est en vigueur, le conseil prendra sa dĂ©cision Ă la lumiĂšre de la recommandation dâun expert et du comitĂ© consultatif dâurbanisme. Cette dĂ©cision pourra consister Ă refuser le permis ou Ă en accepter la dĂ©livrance sous certaines conditions afin dâassurer la sĂ©curitĂ© des personnes et des biens. Seules les municipalitĂ©s dotĂ©es dâun comitĂ© consultatif dâurbanisme peuvent donc adopter un tel rĂšglement. La municipalitĂ© doit Ă©galement dĂ©signer les parties de son territoire soumises Ă lâapplication des dispositions rĂ©glementaires relatives aux contraintes naturelles en vertu du paragraphe 16° du deuxiĂšme alinĂ©a de lâarticle 113 ou du paragraphe 4° du deuxiĂšme alinĂ©a de lâarticle 115 de la LAU. Seules des parties du territoire ayant Ă©tĂ© dĂ©signĂ©es peuvent faire lâobjet dâune rĂ©glementation adoptĂ©e en vertu de lâarticle Le rĂšglement doit prĂ©ciser le type de contraintes apprĂ©hendĂ©es par exemple un risque de glissement de terrain. Il doit Ă©galement dĂ©terminer le type dâexpertises requises de la part du demandeur, ainsi quâune description minimale de celles-ci, en fonction des contraintes applicables et du type de permis ou de certificat demandĂ©. Le rĂšglement pourrait exiger, par exemple, quâune expertise gĂ©otechnique soit produite dans une partie du territoire sujette aux glissements de terrain. Il devrait exiger que cette expertise soit produite par un expert possĂ©dant certaines qualifications prĂ©cises et quâelle renseigne la municipalitĂ© sur la possibilitĂ© de donner suite Ă la demande de permis sans que cela prĂ©sente de danger, compte tenu de la nature de la demande. Dans le cas oĂč lâexpert juge que le permis peut ĂȘtre dĂ©livrĂ©, le rĂšglement devrait Ă©galement exiger que cet expert fasse des recommandations sur les conditions qui devraient ĂȘtre imposĂ©es au demandeur sâil y a lieu, toujours dans le but dâassurer la sĂ©curitĂ© du site. Ces conditions peuvent comporter lâexĂ©cution de travaux prĂ©cis, rĂ©alisĂ©s au moyen de techniques propres Ă assurer cette sĂ©curitĂ©. Lâarticle ne permet pas de dĂ©roger Ă la rĂ©glementation applicable. La dĂ©livrance du permis doit ĂȘtre possible au dĂ©part, et seule la dĂ©livrance dâun permis accordĂ© en vertu de cette rĂ©glementation est touchĂ©e par cet article. Lâarticle ne sera donc dâaucune utilitĂ© dans une zone oĂč lâon veut interdire certaines activitĂ©s ou imposer une interdiction gĂ©nĂ©rale; cela devra ĂȘtre fait par le biais des pouvoirs normatifs habituels. Il en sera de mĂȘme dans le cas oĂč une municipalitĂ© doit prĂ©voir une interdiction globale par exemple dans une zone Ă risque dâinondation de rĂ©currence 0-20 ans pour se conformer aux dispositions du schĂ©ma dâamĂ©nagement et de dĂ©veloppement qui concernent les zones Ă risque. Ce bulletin est rĂ©alisĂ© par le Service des affaires institutionnelles et Ă la clientĂšlede la Direction des communications du ministĂšre des Affaires municipales, des RĂ©gions et de l'Occupation du territoire. MinistĂšre des Affaires municipales, des RĂ©gions et de l'Occupation du territoire10, rue Pierre-Olivier-ChauveauQuĂ©bec QuĂ©bec G1R 4J3TĂ©lĂ©phone 418 691-2015 La reproduction partielle ou totale de cette publication est autorisĂ©e pour des fins non commerciales Ă la condition d'en mentionner la source.